Kopi Manggarai | Lodovikus Vardiman

SHARE:

Kopi Robusta Manggarai termasuk fine coffee. Tetapi, petani kopi tidak pernah menikmati harga tinggi.


Lodovikus Vardiman: Kopi Robusta Manggarai termasuk find coffee. Tetapi, petani kopi tidak pernah menikmati harga tinggi. Padahal, ratusan penikmat kopi setiap hari rela membayar kopi spesial Indonesia dengan harga cukup tinggi.

MANISNYA BIJI KOPI YANG (MASIH) PAHIT

Tiga petani kopi dari Toraja dan Flores, mitra VECO Indonesia, Sabtu (7/9) siang itu menyapa pengunjung dengan ramahnya di Surabaya Town Square (Sutos), Kota Surabaya,Jawa Timur. Didampingi Miss Coffee 2013 dari Jawa Timur, mereka untuk pertama kalinya mengenalkan produk kopi unggulan masing-masing daerah kepada para pengunjung yang singgah.

Para petani ini langsung menunjukkan biji kopi yang masih berbentuk green bean maupun yang sudah diroasting dari daerah masing-masing. Jika ada pengunjung tertarik untuk mencicipi, mereka langsung dengan sigap menyajikan biji kopi kopi hingga siap minum.

Secara khusus selama satu minggu, 7-12 September 2013, VECO Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), dibantu para barista dari Anomali Coffee Jakarta, menggelar pameran promosi kopi spesial Indonesia di Sutos Surabaya.

Lodovikus Vadirman, petani kopi dari Dusun Tangkul, Desa Remdenao, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang baru pertama kali datang ke tempat ini mengaku sangat heran.Secangkir kopi spesial dari Manggarai dijual dengan harga hingga empat-lima kali lipat dibanding harga di daerah asalnya.

“Tempat ini sengaja kita pilih, karena sangat cocok dengan tujuan acara ini. Agar para petani dapat mengetahui sendiri manisnya bisnis kopi yang mereka produksi dengan baik. Tentu ini ada berbagai syarat yang harus dipenuhi,” kata Veronica Herlina, sekretaris AKSI yang langsung memimpin acara tersebut.

Dalam pameran produk kopi spesial asli Indonesia itu para pengunjung diajak untuk mencicipi kopi dengan cita rasa terbaik secara gratis. Panitia menghadirkan kopi-kopi terbaik milik petani dari Manggarai dan Bajawa di Flores, NTT, serta Toraja di Sulawesi Selatan.

HARGA TINGGI

Lodovikus Vadirman, yang juga Ketua Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom) tersebut menceritakan kegundahannya beberapa tahun silam.

Menurutnya, petani kopi tidak pernah menikmati harga tinggi, dan ini berbanding terbalik setelah dirinya melihat langsung ratusan penikmat kopi setiap hari rela membayar kopi spesial Indonesia dengan harga cukup tinggi.

Petani kerap tidak berdaya. Mereka harus menelan pil pahit tidak menentunya harga yang dikendalikan sepihak oleh tengkulak. Kondisi menyedihkan ini terjadi sebelum tahun 2012.

“Sejarah terburuk terjadi beberapa tahun lalu. Harga kopi arabika di tempatnya hanya dihargai Rp 17.000 per kilogram, dan kopi robusta hanya Rp 12.000 per kilogram,” ujarnya.

Kopi Manggarai yang telah dikuasai, selanjutnya dijual lagi ke berbagai daerah hingga masuk hotel, rumah makan, dan kafe. Bahkan, hingga melintasi benua hingga ke Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Eropa.

Popularitas kopi dari lereng pegunungan barat pulau Flores, ini melejit. Tapi petani tidak mengetahui hal ini. Kopi robusta dari Manggarai termasuk fInd coffee.

Pada lelang setahun lalu di Kota Surabaya kopi ini mendapatkan peringkat pertama nasional dari segi cita rasa.  Dalam lelang itu harga lelang kopi robustamencapai US$ 10 atau sekitar Rp 97.000 per kilogram. Sedangkan kopi arabika di peringkat empat dengan harga US$ 8,6 atau sekitar Rp 83.420 per kilogram.

Harga istimewa itu seharusnya dinikmati petani sejak beberapa tahun silam. Tapi sayangnya surga kopi belum berpihak kepada mereka. Ribuan petani bertahan hidup miskin, tanpa mengetahui harga sebenarnya di luar daerah mereka.

Menurut data di Dinas Perkebunan Manggarai (2008), petani yang menanam kopi sekitar 18.113 orang dengan total luas lahan sekitar 6.803 hektar. Sebagian besar dari mereka adalah petani kecil. Tapi produksi kopi dalam bentuk green bean equivalent (GBE) untuk arabika mencapai  4.000 ton, dan robusta sekitar 5.000 ton per tahun.

Meskipun kini cara pandang petani semakin maju, tapi perlu ditingkatkan. Mereka yang tergabung di Asnikom dilatih teknik budi daya kopi organik mulai perawatan, pemupukan sampai dengan penanganan pascapanen.

Hal sama juga diungkapkan Wakil Ketua Perhimpunan Petani Kopi Toraja, Thomas Belopadang. Ia mengaku petani kopi di Toraja juga mengalami kondisi serupa beberapa tahun silam.

Waktu itu petani berada di bawah belenggu tengkulak. Menariknya, keberadaan tengkulak di sana tidak dimusuhi, tapi terus diberikan pemahaman agar mereka bersedia terlibat langsung di
perhimpunan petani.

“Harga masih rendah, dan kurang layak. Petani belum untung,” tegas Thomas Belopadang. Meski demikian tetap ada yang membuat bangga para petani kopi Toraja. Kopi arabika Toraja meraih peringkat pertama pada lelang di Surabaya tahun lalu, sekaligus dihargai Rp 97.000  per kilogram.

Warga Rantepao, Toraja Utara, itu mendorong petani untuk bersikap cerdas. Sebab tantangan terbesar selama ini adalah petani kurang memahami kerugian yang dialaminya.

MEMATAHKAN DOMINASI

Kondisi memprihatinkan serupa juga dialami petani di Flores lain. Ketua Perkumpulan Masyarakat Watuata (Permata), Leonardus Suri Leu mengatakan, tengkulak menjadi momok bagi petani. Untuk itu, dominasi tengkulak harus dipatahkan. Caranya melalui organisasi, menjual hasil panen secara bersama-sama setelah proses pengolahan pascapanen.

“Dulu kami menjual kopi ke tengkulak. Tapi sekarang hampir 80% petani menjual kopi di organisasi,” ungkap Leonardus Suri Leu.

Menjual kopi dengan cara semacam itu dinilai lebih baik, meskipun masih ada masalah di harga penjualan. Pasalnya pendapatan dari sektor kopi per tahun untuk masing-masing petani hanya mengantongi Rp 2,5 juta – Rp 4 juta per tahun. Pendapatan itu bila ditambah dengan penghasilan lainnya dari nonkopi mencapai Rp 5 juta – Rp 7 juta per tahun.

Di pasar internasional, kopi Bajawa dikenal dengan sebutan Arabika Flores Bajawa. Lebih dari 90 persen kopi yang dibudidayakan adalah jenis arabika. Sekitar 9.500 petani mengelola kebun kopi tersebut, dengan luas kepemilikan lahan mencapai 6.515 hektare.

Di tempat sama perwakilan dari AKSI, Veronica Herlina mengharapkan, petani kopi Indonesia harus segera sadar dan mengubah cara pandang mereka ke depan. Bahwa bisnis kopi Indonesia sebenarnya sangat menjanjikan, asalkan petani mampu memanajemen pengelolaan secara baik.

AKSI melihat ke depan akan semakin banyak pemain kopi Indonesia yang akan beralih ke spesialti kopi Indonesia. “Kalau dulu masyarakat Indonesia banyak yang minum low grade coffee, sementara yang
kualitas baik diekspor. Tapi sekarang fakta mulai  berubah. Permintaan akan kopi yang bagus terus meningkat. Ini menyebabkan petani semakin terbuka dan berlomba untuk menghasilkan kopi yang bagus,” kata Veronica.

Perwakilan Regional VECO Indonesia Rogier Eijkens mengatakan pameran kopi memberikan  keuntungan bagi petani, tidak hanya sekedar memamerkan produk terbaik mereka, tetapi juga belajar memasarkan kopi secara langsung sekaligus mengenali selera konsumen.

“Indonesia merupakan produsen kopi terbaik di dunia. Tapi kurang dikenal daerah produksinya. Untuk itu, kami ingin mengenalkan mereka kepada dunia luar,” kata Rogier.

Kepala Bidang Kerjasama Lembaga Asing Non Pemerintah, Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri (AKLN) Sekretaris Jenderal Kemendagri, Arif Hidayat usai membuka Pertemuan Tahunan Mitra VECO Indonesia 2013 mengatakan, apa yang dilakukan oleh VECO selama ini sangat diapresiasi pihak Kemendagri.

“Kami menanggapi dengan apresiasi yang baik. VECO Indonesia adalah fasilitator organisasi petani dan konsumen. Ini sangat penting dalam artian mata rantai pertanian agar bisa jalan. Harus ada sinergitas antara stakeholder. Harus ada petani berkualitas dan sisi pemasaran. Dan VECO Indonesia mampu menjembatani ini,” ungkap Arif Hidayat.
---

Kontributor:

Teks: Laporan Khusus Majalah LONTAR dalam "Edisi Khusus Pertemuan Tahunan Mitra VECO Indonesia 2013"

COMMENTS

Nama

Cerita Manggarai,1,Cover,6,Debora Jemadu,1,Eman Intan,1,Illo Djeer,1,Ivan Nestorman,3,Lagu Daerah,1,Lagu Manggarai,5,NTT Voice,1,Trending,5,Video Manggarai,5,
ltr
item
Video Manggarai: Kopi Manggarai | Lodovikus Vardiman
Kopi Manggarai | Lodovikus Vardiman
Kopi Robusta Manggarai termasuk fine coffee. Tetapi, petani kopi tidak pernah menikmati harga tinggi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8W43mIKDsFncKsEjLQgc8AWMoJQlmC7l52QWipM8-Hozl7f5wzbzbC5mwxgcERtCGCh-uTim-ZXFyDrygK7raGTRoOJsYghYHZKwYWe1tvez9hMgRaDOJHEo-d08pOA3SQXAnttEJFoc/s640/Petani+Kopi+Manggarai.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8W43mIKDsFncKsEjLQgc8AWMoJQlmC7l52QWipM8-Hozl7f5wzbzbC5mwxgcERtCGCh-uTim-ZXFyDrygK7raGTRoOJsYghYHZKwYWe1tvez9hMgRaDOJHEo-d08pOA3SQXAnttEJFoc/s72-c/Petani+Kopi+Manggarai.webp
Video Manggarai
https://videomanggarai.blogspot.com/2014/11/kopi-manggarai-lodovikus-vardiman.html
https://videomanggarai.blogspot.com/
https://videomanggarai.blogspot.com/
https://videomanggarai.blogspot.com/2014/11/kopi-manggarai-lodovikus-vardiman.html
true
172538698125467171
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content